Rapat
di kantor, bertemu dengan banyak klien atau membahas masalah keluarga
dengan saudara serta orang tua. Setiap hari Anda selalu dihadapkan
dengan situasi ini, yaitu saling bertukar ide dan pendapat atau dikenal
juga dengan brainstorming.
Istilah ini dikembangkan oleh Alex Osborn pada 1950-an, dengan
mengikuti beberapa aturan yang terkait akal intuitif dasar. Seperti,
membuat daftar dari setiap ide yang muncul di pikiran dan memberikan
kritik pada pembahasan awal.
Masalah yang muncul bagi kelompok yang melakukan brainstorming
adalah bahwa teknik ini sering tidak efektif. Artinya, kelompok yang
berkumpul untuk menghasilkan gagasan baru, kadang menghasilkan ide yang
lebih sedikit dibandingkan jika seorang individu bekerja sendiri.
Sejumlah studi ilmiah pun menunjukkan berkurangnya produktivitas saat brainstorming. Karena brainstorming
justru sering jadi bumerang dan kurang menghasilkan ide yang baru,
peneliti pun melakukan penelitian untuk mengembangkan teknik brainstorming.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jonali Baruah dan Paul Paulus yang dipublikasikan dalam Journal of Experimental Social Psychology pada 2011, meneliti pengaruh dari aspek berpikir individu terkait kinerjanya dalam sebuah kelompok.
"Banyak masalah yang muncul ketika brainstorming untuk
menyelesaikan berbagai masalah dan dilihat dari berbagai aspek," kata
Art Markman, Ph.D., profesor psikologi di Universitas Texas, dikutip
dari huffingtonpost.com.
Dalam studi ini, diketahui kalau kombinasi terbaik dari brainstorming adalah untuk setiap kelompok akan diberikan topik spesifik dan fokus dengan topik itu. Ini penting agar brainstorming jadi lebih efektif dan menghasilkan ide-ide yang segar.
"Ketika Anda menghasilkan ide-ide dalam kelompok, mungkin akan
berinteraksi dengan orang-orang dengan berbagai jenis keahlian. Dalam
pengaturan grup, setiap orang akan menggunakan perspektif sesuai bidang
keahliannya untuk membimbing mereka dalam menghasilkan ide," kata
Markman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melibatkan orang-orang dengan latar belakang yang datang berbeda dalam proses brainstorming
memang cukup baik. Namun, yang paling baik adalah terlebih dahulu
mengidentifikasi bidang keahlian masing-masing dan mendorong orang lain
untuk menganalisis masalah dari sudut pandang keahlian tersebut.
Dengan cara ini, kelompok yang melakukan brainstorming lebih
bisa menganalisis dari berbagai sudut pandang. Orang lain pun bisa
memikirkan masalah dan menghasilkan ide dengan perspektif yang beragam.
22/01/12